Sorotanwarga.com, Soppeng - Rektor Universitas Lamappapoleonro (Unipol), H. Andi Adawiah, menyatakan dukungan penuh terhadap program nasional "Kampus Berdampak" yang diinisiasi sebagai upaya mengintegrasikan perguruan tinggi dengan dinamika sosial masyarakat.
Dalam pernyataan resminya, Rektor Adawiah menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi besar Unipol untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul, mandiri, kompetitif, dan berjiwa wirausaha serta peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
”Kampus tidak boleh lagi berdiri sebagai menara gading. Kampus harus turun ke tengah masyarakat, menjadi penggerak solusi nyata dan turut bertanggung jawab atas masa depan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” pungkasnya, Selasa (20/5).
Menurutnya, program "Kampus Berdampak" merupakan titik balik penting dalam redefinisi peran institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
Ia menyambutnya sebagai momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan riil masyarakat.
Ia menilai bahwa keberhasilan perguruan tinggi kini tidak cukup diukur melalui jumlah publikasi dan lulusan semata, tetapi juga dari seberapa besar kontribusinya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat.
”Unipol berkomitmen menjadikan kampus sebagai pusat inovasi sosial dan ekonomi yang relevan dan solutif,” tuturnya.
Dalam konteks ini , Unipol telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendorong transformasi kelembagaan, mulai dari pembaruan kurikulum berbasis problem-solving, penguatan riset terapan, hingga pengabdian masyarakat yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
”Kami ingin mahasiswa tidak hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga dengan pengalaman konkret menjadi agen perubahan,” ujar Rektor Adawiah, menegaskan arah Unipol dalam mendukung misi ini.
Program "Kampus Berdampak" sendiri merupakan respon Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam merancang masa depan pendidikan tinggi yang lebih relevan, adaptif, dan berpihak pada kemaslahatan publik.
Dengan komitmen kuat dari pimpinan tertinggi universitas, Unipol menegaskan diri bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan dan pengabdian.
”Kampus Berdampak bukan sekadar jargon. Ini adalah panggilan moral dan intelektual bagi kita semua untuk hadir, bekerja, dan memberi solusi nyata,” tandas Rektor H. Andi Adawiah.
(Editor: Sahril/Red*)
Catatan Redaksi: Berita ini menjadi refleksi dari semangat baru pendidikan tinggi Indonesia dalam membangun jembatan kokoh antara ilmu pengetahuan dan pengabdian, antara idealisme akademik dan realitas sosial.
